Contoh Karya Ilmiah Pemenang LKTI
Kamis, 12 Oktober 2017
Implementasi Pemuda DJITU Melalui Industri Kreatif Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Pada tanggal 20 Mei 2016 dilaksanakan LKTI yang bertemakan “Semangat Generasi Muda Dalam Membangun Ekonomi Indonesia” yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJ – M) Fakultas Ekonomi Unissula. Berikut Naskah saya yang meraih juara 2 dengan hadiah Rp. 1.000.000 + throphy + sertifikat.
Selasa, 12 April 2016
Optimalisasi Objek Wisata Sendang Sani Dalam Perspektif Benda Cagar Budaya
Assalammualikum Wr.Wb
Pada posting kali ini,saya ingin membagikan makalah hasil lomba. Semoga bermanfaat
OPTIMALISASI
OBJEK WISATA SENDANG SANI DALAM PERSPEKTIF BENDA CAGAR BUDAYA
Disusun untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Bidang
Kepurbakalaan
Tingkat Pelajar SMA se-Kabupaten Pati
yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga
Disusun Oleh:
Nama
: Rozaq
Majid
NISN : 8231 / 9988136952
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 JUWANA
JALAN KI HAJAR DEWANTORO 54, JUWANA
KABUPATEN PATI PROVINSI JAWA TENGAH
2016
HALAMAN
PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan
untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah bidang kepurbakalaan tingkat pelajar SMA
se-kabupaten Pati yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Pati tahun 2016.
Judul
Karya Tulis : Optimalisasi Objek Wisata Sendang Sani dalam Perspektif Benda Cagar
Budaya
Penulis
a. Nama
Lengkap : Rozaq
Majid
b. NIS/NISN : 8231 / 9988136952
Guru
Pembimbing
a. Nama
Lengkap dan Gelar : Nining
Sugiharti, S.Ag., S.Pd.
b. NIP : 19760707
200801 2 014
Juwana, 15 Maret 2016
Menyetujui,
Guru Pembimbing Penulis,
Nining Sugiharti, S.Ag., S.Pd. Rozaq
Majid
NIP 19760707
200801 2 014 NIS/NISN 8231 / 9988136952
Mengetahui,
Kepala SMA
Negeri 1 Juwana
Drs. Agus Suhartono,
M.Si.
NIP 19621114 198502 1 002
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
nama : Rozaq Majid
kelas : XI IPS 5
NIS/NISN : 8231
/ 9988136952
tempat, tanggal lahir : Pati, 03 Juni 1998
sekolah : SMA Negeri 1 Juwana
Dengan
ini menyatakan bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul : Optimalisasi Objek Wisata
Sendang Sani dalam Perspektif Benda Cagar Budaya
Adalah benar-benar karya tulis sendiri dan bukan merupakan plagiat dari
karya tulis orang lain serta belum pernah dikompetesikan atau dipublikasikan
dalam bentuk apapun. Apabila di kemudian hari peryataan ini tidak benar maka
saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh panitia lomba yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pati berupa diskualifikasi dari kompetisi. Demikian surat ini
dibuat dengan sebenar-benarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana
diperlukan.
Juwana, 15 Maret 2016
Menyetujui,
Guru Pembimbing Penulis,
Nining Sugiharti, S.Ag., S.Pd. Rozaq
Majid
NIP 19760707 200801
2 014 NIS/NISN
8231 /
9988136952
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah kesempatan dan
kemampuan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang
sederhana ini, sehingga dapat menyalurkan bakat yang telah kami miliki.
Dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang terhingga kepada :
1. Bapak Drs. Agus Suhartono, M. Si. selaku kepala SMA Negeri 1 Juwana,
yang telah memberi inspirasi dan selalu memotivasi kami untuk terus berkarya.
2. Ibu Nining Sugiharti, S.Ag., S.Pd. sebagai guru
pembimbing yang setia menemani kami dalam membuat karya tulis ilmiah ini.
3.
Dewan guru SMA Negeri 1 Juwana yang telah memberi
izin dan motivasi kepada penulis dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
4.
Keluarga dan teman-teman penulis serta pihak- pihak yang setia
memberikan sumbangan baik moral maupun material.
Penulis
berharap karya tulis ilmiah ini dapat menambah ilmu pengetahuan yang telah ada
maupun menjadi ilmu pengetahuan baru dalam kajian ilmu sosial. Penulis juga berusaha membahas meteri karya tulis ilmiah ini secara
rinci dan terstruktur dengan bahasa yang lugas sehingga mempermudah pembaca
untuk memahami karya tulis ilmiah ini.
Penulis dengan setia
menanti kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca untuk memperbaiki karya tulis ilmiah ini ke depannya. Akhir
kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca. Amiin.
Juwana, Maret 2016
Penulis
ABSTRAK
Optimalisasi
Objek Wisata Sendang Sani dalam Perspektif Benda Cagar Budaya
Oleh :
Rozaq
Majid
Guru
Pembimbing : Nining Sugiharti, S.Ag., S.Pd.
Kata
Kunci : Optimalisasi,
Sendang Sani, Benda Cagar Budaya
Di zaman seperti sekarang ini, dengan
adanya kemajuan teknologi dan pembangunan tempat-tempat modern menjadikan keberadaan
benda cagar budaya dipandang sebelah mata. Jika tidak ada perlindungan,
pembangunan, pelestarian, dan peningkatan kualitas maka keterbatasan tersebut
akan menimbulkan kurang optimalnya benda cagar budaya yang ada sebagai sarana
pembelajaran maupun wisata. Sehingga optimalisasi sangat penting dilakukan agar
benda cagar budaya dapat terjaga, lestari, bermanfaat, dan berkualitas.
Permasalahan
dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah optimalisasi objek wisata Sendang Sani dalam
perspektif benda cagar budaya? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan cara mengoptimalisasikan objek wisata Sendang Sani dalam perspektif
benda cagar budaya.
Jenis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode
observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.
Dari hasil
penelitian dan pembahasan masalah dapat disimpulkan bahwa Optimalisasi
objek wisata Sendang Sani dalam perspektif Benda Cagar Budaya dapat dilakukan
dengan cara: ditetapkannya Sendang Sani sebagai salah satu benda cagar budaya,
dibuktikan dengan diterimanya sertifikat dari Museum Ronggowarsito Semarang; memberikan
perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan
nasional sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat; kerjasama antara beberapa
yayasan dan pemerintah setempat menjadikan Sendang Sani menjadi cagar budaya
yang terlindungi dengan cara membantu merenovasi pembangunan lokasi Sendang
Sani. Adapun saran yang dapat diberikan di
antaranya kepedulian masyarakat dalam bentuk partisipasi dalam berbagai
kegiatan/acara yang diadakan dan membantu merawat situs-situs yang berada di
sekitar objek wisata Sendang Sani. Sedangkan dari pihak pemerintah dapat mengalokasikan
dana APBD untuk pembangunan dan perawatan objek wisata Sendang Sani serta menyosialisasikan
kepada masyarakat luas tentang keberadaan objek wisata Sendang Sani.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...........................................................................................................
|
i
|
Halaman Pengesahan
.................................................................................................
|
ii
|
Lembar Pernyataan ....................................................................................................
|
iii
|
Kata Pengantar
...........................................................................................................
|
iv
|
Abstrak .......................................................................................................................
|
v
|
Daftar Isi
....................................................................................................................
|
vi
|
Daftar Gambar ...........................................................................................................
|
viii
|
BAB I PENDAHULUAN
..........................................................................................
|
1
|
A. Latar Belakang Masalah
.........................................................................
|
1
|
B. Rumusan Masalah
..................................................................................
|
2
|
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................
|
2
|
D. Manfaat Penelitian
..................................................................................
|
2
|
E.
Sistematika
Penyusunan
.........................................................................
|
3
|
BAB II KAJIAN PUSTAKA
...................................................................................
|
4
|
A. Cagar Budaya ..........................................................................................
|
4
|
B. Kriteria Benda
Cagar Budaya .................................................................
|
5
|
C. Sendang Sani ...........................................................................................
|
6
|
BAB III METODE PENULISAN..............................................................................
|
8
|
A. Objek dan Waktu Penelitian ...................................................................
|
8
|
B. Jenis Penelitian .......................................................................................
|
8
|
C. Jenis Data dan Sumber Data ...................................................................
|
8
|
D. Teknik Sampling ....................................................................................
|
9
|
E.
Teknik Pengumpulan
Data .....................................................................
|
9
|
F.
Validitas dan
Reliabilitas .......................................................................
|
10
|
BAB IV PEMBAHASAN MASALAH .....................................................................
|
12
|
BAB V PENUTUP
....................................................................................................
|
19
|
A. Simpulan .................................................................................................
|
19
|
B. Saran
.......................................................................................................
|
19
|
Daftar Pustaka ............................................................................................................
|
ix
|
Lampiran
....................................................................................................................
|
x
|
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Lokasi Sendang Sani
...............................................................................
|
6
|
Gambar 4.1. Objek Sendang Sani
………....................................................................
|
12
|
Gambar 4.2. Bulus yang berada di Sendang Sani
...............................................….....
|
15
|
Gambar 4.3. Sendang yang airnya untuk pengairan
…………………………………
|
16
|
Gambar 4.4. Pintu masuk (gapura) ..........................…………………………………
|
16
|
Gambar 4.5. Pendopo/Tempat Peristirahatan
..........................………………………
|
17
|
Gambar 4.6. ikan yang terdapat di Sendang Sani
…..………………………………
|
17
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Cagar Budaya merupakan hasil interaksi manusia
yang terjadi di masa lalu, yang di dalamnya terkandung nilai-nilai sejarah.
Nilai sejarah itu dapat digunakan sebagai pedoman hidup atau pun pelajaran. Benda
cagar budaya dapat dimanfaatkan secara optimal jika ada pelestarian,
perlindungan, pembangunan, dan peningkatan kualitas. Benda cagar budaya mempunyai
arti penting bagi kebudayaan bangsa, khususnya untuk memupuk rasa kebanggaan
nasional serta memperkokoh kesadaran diri bangsa. Cagar budaya berupa benda,
bangunan, struktur, situs, dan kawasan perlu dikelola oleh pemerintah daerah
dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk melindungi, mengembangkan, dan
memanfaatkan cagar budaya sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia No. 11
Tahun 2010.
Di zaman seperti sekarang ini, dengan adanya kemajuan
teknologi dan pembangunan tempat-tempat modern menjadikan keberadaan benda
cagar budaya dipandang sebelah mata. Jika tidak ada perlindungan, pembangunan,
pelestarian, dan peningkatan kualitas maka keterbatasan tersebut akan
menimbulkan kurang optimalnya benda cagar budaya yang ada sebagai sarana pembelajaran
maupun wisata. Sehingga optimalisasi sangat penting dilakukan agar benda cagar
budaya dapat terjaga, lestari, bermanfaat, dan berkualitas.
Sendang Sani adalah semacam kolam air/danau
kecil yang merupakan salah satu benda cagar budaya yang masih ada hingga saat
ini. Walaupun nama Sendang Sani sudah beredar luas di kalangan masyarakat,
tetapi sebagian besar masyarakat belum mengetahui secara pasti kebenaran
sejarahnya. Lebih disayangkan lagi, wisata sejarah yang menjadi peninggalan
Sunan Bonang ini tidak banyak dikunjungi warga. Masyarakat lebih menyukai
wisata rekreasi yang berada di sampingnya, yaitu Sendang Tirta Marta Sani,
sejenis water boom dan mainan air untuk keluarga. Padahal, Sendang Sani adalah
peninggalan sejarah yang banyak manfaatnya.
Berdasar pada realita yang ada, penulis
berusaha mencari alternatif solusi untuk mengoptimalisasikan objek wisata
Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya, dengan harapan masyarakat
luas dapat menikmati peninggalan sejarah berupa situs sebagai sarana pendidikan
dan rekreasi sehingga menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap situs-situs
bersejarah yang ada, serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah
optimalisasi objek wisata Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya?
C.
Tujuan Penelitian
Penulisan karya
tulis ilmiah ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan cara
mengoptimalisasikan objek wisata Sendang Sani dalam perspektif benda cagar
budaya.
D.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1.
Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan penelitian sosial di Indonesia sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu acuan pada penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca tentang objek wisata Sendang Sani dan
optimalisasi dalam perspektif benda cagar budaya.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini
diharapkan bermanfaat untuk mengetahui gambaran tentang Sendang Sani, serta
menambah wawasan secara luas bagi para pembaca tentang sejarah dan optimalisasi
objek wisata Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya.
E. Sistematika Penyusunan
Sistematika penyusunan
karya tulis ilmiah ini, penyusun bagi dalam tiga bagian yaitu :
1.
Bagian awal, terdiri
atas : Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Surat Pernyataan, Abstrak,
Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar
Gambar, dan Daftar Lampiran.
2. Bagian isi, terdiri atas :
a.
Bab I
Pendahuluan, yang berisi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penyusunan.
b.
Bab II
Kajian Pustaka, yang berisi : cagar budaya, kriteria cagar budaya, dan Sendang
Sani.
c.
Bab III
Metode Penulisan, yang berisi : objek dan waktu penelitian, jenis penelitin,
jenis data dan sumber data, teknik sampling, teknik pengumpulan data, validitas
dan reliabilitas, serta teknik analisis data.
d.
Bab IV Pembahasan Masalah, yang berisi : pembahasan dari permasalahan yang ada.
e.
Bab V Penutup, yang berisi : Simpulan dan Saran.
3. Bagian akhir, meliputi : Daftar Pustaka dan
Lampiran – Lampiran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Cagar Budaya
Cagar budaya merupakan kekayaan bangsa sebagai
wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting, artinya bagi
pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan dalam
masyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan dan dikelola
secara tepat melalui perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka
memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Secara
lebih rinci ditulis pada pasal 1 bahwa cagar budaya adalah warisan budaya
bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya
di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena
memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,
dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.
Dalam Kamus
Ilmiah Populer (2010: 768) cagar budaya berarti perlindungan terhadap benda–benda
budaya (candi, benteng, dsb). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013:
235) cagar budaya adalah daerah yang pelestarian hidup masyarakat dan peri
krhidupannya dilindungi oleh undang undang dari kepunahan.
Berdasarkan konsep UU No 11 tahun 2010
tersebut cagar budaya terdiri dari :
1.
Benda Cagar
Budaya
Benda Cagar
Budaya adalah benda alam dan/atau benda buatan manusia, baik bergerak maupun
tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau
sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan kebudayaan dan
sejarah perkembangan manusia.
2.
Bangunan Cagar
Budaya
Bangunan Cagar
Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan
manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding,
dan beratap.
3.
Struktur Cagar
Budaya
Srtuktur Cagar
Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan/atau benda buatan
manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan alam,
sarana, dan prasarana untuk menampung kebutuhan manusia.
4.
Situs Cagar
Budaya
Situs Cagar
Budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung Benda
Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya sebagai
hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu.
5.
Kawasan Cagar
Budaya
Kawasan Cagar
Budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua Situs Cagar Budaya atau
lebih yang letaknya berdekatan dan/atau
memperlihatkan ciri tata ruang yang khas (http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id
/siteregnas/uploads/file -dokumen/440621125-20140904-121701.pdf).
B.
Kriteria Benda Cagar Budaya
Suatu benda dapat dikategorikan sebagai benda
bersejarah/Benda Cagar Budaya apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1.
Berusia 50
tahun atau lebih.
2.
Mewakili masa gaya
paling singkat 50 tahun.
3.
Memiliki arti khusus bagi sejarah
,ilmu pengetahuan,
pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan.
4.
Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa (http://kebudayaan. Kemdikbud.go.id).
C.
Sendang Sani
Sendang Sani adalah semacam kolam air/danau
kecil yang airnya mengalir secara tenang ke sawah. Di dalamnya terdapat
kura-kura atau bulus dalam Bahasa Jawa, dan beberapa jenis ikan. Di sekitarnya
terdapat pepohonan yang rindang serta pendopo dengan panjang 6 meter dan lebar
5 meter. Kawasan Sendang Sani dibatasi dengan pagar tembok dengan pintu masuk
yang unik dengan panjang 30 meter dan lebar 30 meter. Sendang Sani terletak di
RT 3 RW 3 Dukuh Sani, Desa Tamansari, Tlogowungu, Pati, Jawa Tengah. Tepatnya
terletak 6 km di sebelah utara kota Pati atau lebih mudahnya dekat dengan
lokasi wisata Sendang Marta Tirta Sani. Berikut adalah denah lokasi Sendang
Sani:
Gambar 2.1 Lokasi Sendang Sani
Sendang Sani terbentuk karena air yang
memancar dari tanah secara terus-menerus, kemudian membentuk suatu genangan air
yang kemudian di sisi sendang dipercantik dengan susunan batu. Sendang Sani
mempunyai diameter 20 meter dengan kedalaman 2.5 meter.
Adapun beberapa potensi Sendang Sani antara
lain adalah:
1.
Sebagai tempat wisata
2.
Memberikan suatu pembelajaran yang berharga
3.
Meningkatkan kecintaan terhadap benda cagar budaya
4.
Memperoleh nilai-nilai pendidikan
5.
Sebagai tempat untuk menenangkan diri
6.
Air yang ada dalam sendang dapat digunakan sebagai
pengairan
BAB III
METODE PENULISAN
A.
Objek dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di Sendang Sani yang terletak di RT 3 RW 3 Dukuh
Sani, Desa Tamansari, Tlogowungu, Pati, Jawa Tengah. Tepatnya terletak lebih
kurang 6 km di sebelah utara kota Pati atau lebih
mudahnya dekat dengan lokasi wisata Sendang Marta Tirta Sani. Penelitian ini
dilakukan selama
dua minggu yaitu pada tanggal 19 Februari sampai 10 Maret 2016.
B.
Jenis Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut H. B. Sutopo, penelitian
deskriptif kualitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa kata-kata,
kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau
frekuensi (Sutopo, 2002:35).
C.
Jenis Data dan Sumber Data
Jenis
dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Jenis Data
Primer
Data
primer dalam penelitian ini berupa hasil observasi dan wawancara peneliti
tentang sejarah dan optimalisasi objek wisata Sendang Sani dalam perspektif benda
cagar budaya. Dalam penelitian ini, peneliti
memperoleh sumber data dari informan juru kunci Sendang Sani, Kepala Desa Taman Sari, istri
Camat Tlogowungu, dan masyarakat sekitar Sendang Sani.
2.
Jenis Data
Sekunder
Data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber data yang dapat
menunjang penelitian, seperti hasil penelitian sebelumnya tentang Sendang Sani dan beberapa informasi dari media internet.
D.
Teknik Sampling
Pengambilan
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling (sampel bertujuan) dengan dasar pertimbangan
bahwa orang tersebut kaya informasi. Purposive
sampling atau sampel bertujuan yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara
peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya
secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap (Sutopo, 2002: 56). Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 5 orang, dengan
alasan orang-orang tersebut kaya akan informasi.
E.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah;
1.
Observasi
nonpartisipan
Observasi
nonpartisipan yaitu ketika melakukan observasi, kehadiran peneliti sama sekali
tidak diketahui oleh subjek yang diamati, sehingga apapun yang dilakukan oleh
peneliti sebagai pengamat tidak akan memengaruhi segalanya yang terjadi pada
sasaran yang sedang diamati (Sutopo, 2002: 65).
Pada penelitian ini, peneliti mengamati bangunan Sendang Sani sebagai salah satu benda cagar
budaya yang ada di Kabupaten Pati.
2.
Wawancara
Mendalam (In-depth Interviewing)
Wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh kedua belah pihak
yaitu peneliti sebagai pewawancara (interviewer)
dengan informan sebagai terwawancara (interviewee)
terkait dengan sejarah dan optimalisasi objek wisata Sendang Sani. Pada penelitian ini, peneliti mewawancarai 5 orang yang terdiri atas 1 orang juru kunci, Kepala
Desa Taman Sari, istri Camat Tlogowungu, ketua RT, dan 1 warga sekitar. Wawancara
dengan para informan dilakukan pada waktu dan kondisi yang dianggap paling
tepat, guna mendapatkan data yang rinci, jujur, dan mendalam. Wawancara
ini dilakukan sebanyak 2 kali sesuai dengan
keperluan peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan kemantapan masalah
tentang optimalisasi Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya
3.
Pengumpulan
Dokumen
Menurut
Guba dan Lincoln, dokumen dan record merupakan dua hal yang berbeda. Record
adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga
untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Sedangkan
dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang
tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik (Sutopo, 2002: 216). Pada penelitian ini menggunakan dokumen dan record dengan
alasan keduanya merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong sehingga
dapat berguna.
F.
Validitas dan Reliabilitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara
data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh
peneliti. Sedangkan reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan
stabilitas data atau temuan (Sugiyono, 2012: 268). Penelitian ini
dapat dikatakan valid apabila laporan hasil penelitian yang dilaporkan oleh
peneliti sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedangkan dikatakan reliable
apabila ada peneliti lain yang meneliti objek yang sama akan memperoleh hasil
penelitian yang sama pula meskipun dalam waktu yang berbeda.
Pada penelitian ini, data yang telah
berhasil digali, dikumpulkan, dicatat, dan diusahakan kemantapan dan
kebenarannya dengan cara triangulasi sumber atau triangulasi data. Melalui
triangulasi sumber, berarti peneliti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
dalam penelitian ini.
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
Benda Cagar Budaya adalah warisan leluhur yang wajib kita lestarikan
dan dilindungi agar tetap ada serta terjaga. Suatu benda cagar budaya
diperlukan perawatan, perlindungan, pelestarian, pembangunan, peningkatan
kualitas, dan diperhatikan segala kekurangannya sehingga dapat opimal sebagai
benda cagar budaya. Peran pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk
mewujudkan hal tersebut.
Gambar 4.1 Objek Sendang Sani
Sendang
Sani merupakan benda cagar budaya sekaligus objek wisata yang merupakan bukti
nyata warisan Sunang Bonang, salah satu wali songo yang menyebarkan agama Islam.
Nama Sendang Sani tidak asing di telinga masyarakat kabupatan Pati tetapi kisah
terbentuknya menurut juru kunci dan pemerintah kabupaten Pati ada sedikit
perbedaan, sehingga harus dilakukan penulusuran lebih lanjut dan mendalam sehingga
tidak menimbulkan kontroversi.
Sejarah terjadinya Sendang Sani menurut
pemerintah adalah sebagai berikut: Sunan Bonang bersama 2 abdinya akan pergi ke
Muria (tidak dijelaskan nama abdinya). Di tengah perjalanan beliau merasa haus
dan menyuruh salah satu abdinya mencari air di sebuah pohon yang rindang dengan
dibekali tongkat. Abdinya menemukan pohon yang rindang dan menancapkan tongkat,
muncullah sumber mata air yang keluar secara terus menerus menjadi sebuah
sendang. Abdinya senang, kemudian berenang dalam air. Sunan Bonang mencarinya
dan menemukannya. Karena tidak menjalankan tugas dengan baik, maka Sunan Bonang
mengutuk abdinya tersebut menjadi seekor bulus. Bulus tersebut tinggal di
sendang yang kemudian sendang tersebut oleh Sunan Bonang dinamakan Sendang Sani
(http://www.direktoripati.com/2015/01/wisata-sendang-sani-pati.html).
Adapun
menurut juru kunci Sendang Sani adalah sebagai berikut: Sunan Bonang bersama 3
santrinya Ki Dudho, Ki Ahmad, dan Kosim akan pergi ke Muria. Di tengah
perjalanan sudah waktunya shalat dzuhur, tetapi tidak ada air, sehingga Ki
Dudho dan Ki Ahmad diutus untuk mencari air dengan membawa sebuah
bumbung/bambu. Mereka berdua mencari air di dekat Burung Kuntul yang terbang
melayang. Setelah menemukan air mereka kembali tetapi di perjalanan Ki Dudho
meminum sebagian air tersebut.
Sesampainya
di tempat Sunan Bonang menunggu, bumbung tadi diberikan kepada Sunan Bonang,
beliau tidak mau karena bekas diminum oleh Ki Dudho. Maka tempat itu dinamakan
Dukuh Sani yang artinya dalam tembung Jawa disisani dalam bahasa Indonesia
bekas diminum orang lain.
Setelah
kejadian tersebut Sunan Bonang pergi ke Muria hanya dengan Kosim, beliau
meninggalkan tongkatnya yang tertancap di dekat sebuah pohon yang besar yang
dijaga oleh Ki Dudho dan Ki Ahmad, Sunan Bonang berpesan agar mereka tidak
mencabut tongkatnya. Tetapi ketika Sunan Bonang pergi, lama kelamaan Ki Dudho
penasaran, akhirnya mencabut tongkat
tersebut dan keluar mata air yang muncul terus menerus yang menimbulkan
genangan air seperti kolam. Ki Dudho merasa senang, lalu ia terjun ke air. Saat
itu Sunan Bonang dan Kosim datang, mereka terkejut. Ki Ahmad menceritakan
semuanya, dipanggilah Ki Dudho, namun Ki Dudho tidak mau keluar malah merangkak
dalam air. Sunan Bonang pun berkata “mengapa kamu merangkak dalam air seperti
bulus?” jadilah Ki Dudho seekor bulus.
Kedua
pendapat yang berbeda tersebut harus diadakan kesepakatan/pelurusan sejarah
dengan cara dilakukan penelusuran sejarah dengan melibatkan beberapa pihak yang
berkompeten sehingga masyarakat luas tidak bertanya-tanya tentang kebenaran
asal-usul Sendang Sani tersebut. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk menarik
pengunjung/wisatawan untuk datang ke objek Sendang Sani tersebut.
Pengoptimalisasian
Sendang Sani dalam perspektif Benda Cagar Budaya terus dilakukan seperti yang
tecantum dalam Undang Undang No. 11 tahun 2010 antara lain:
1.
Ditetapkannya Sendang Sani sebagai salah satu benda cagar
budaya, dibuktikan dengan diterimanya sertifikat dari Museum Ronggowarsito
Semarang;
2.
Memberikan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan
dalam rangka memajukan kebudayaan nasional sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat.
3.
Kerjasama antara
beberapa yayasan dan pemerintah setempat menjadikan Sendang Sani menjadi cagar
budaya yang terlindungi dengan cara membantu merenovasi pembangunan lokasi Sendang Sani. Namun pada waktu itu yang berperan aktif dalam melakukan
pembangunan adalah Yayasan Hondodento, Pamenang, Kediri, dan Yogyakarta.
Sekarang menurut ketua RT setempat yayasan tersebut tidak aktif kembali,
sehingga pemerintah setempat dengan bantuan warga sekitar yang mengambil alih.
Sebagai wujud
kepedulian pemerintah dan masyarakat terhadap Sendang Sani, maka dilakukan
beberapa pembangunan di antaranya:
Ø Renovasi pagar, dulu pagar bambu diganti menjadi pagar
tembok dengan panjang 30 meter lebar 30 meter pada tahun 1990.
Ø Ditambahkan gapura (pintu masuk)
pada tahun 1990.
Ø Di dalamnya juga dibangun pendopo yang digunakan untuk istirahat
bagi para peziarah dari Yayasan Hondodento, Kraton Pamenang Kediri, Yogyakarta, dan juga peziarah lainnya dengan panjang 6 meter lebar 5 meter pada tahun
1990.
Ø Sekeliling sendang dibangun susunan bebatuan dengan diameter 25 m² pada tahun 1990.
Ø Lantai keramik
Dengan
adanya pembangunan–pembangunan tersebut, dapat menigkatkan kualitas lokasi
benda cagar budaya.
Adapun
daya tarik yang dapat ditunjukkan di Sendang Sani yaitu:
1.
Bulus
Gambar
4.2 bulus yang berada di Sendang Sani
Di Sendang Sani terdapat bulus yang jarang
sekali muncul, yang konon adalah jelmaan Ki Dudho. Terdapat 1 bulus, ketika
bulus tersebut mati, muncul lagi bulus entah dari mana asalnya. Selama ini
sudah ada 5 kali regenerasi.
2.
Sendang
Gambar
4.3 Sendang yang airnya untuk pengairan
Sendang Sani
ini merupakan peninggalan Sunan Bonang pada tahun 1500, yang mempunyai cerita
sejarah yang bermanfaaat. Air yang tampak kurang bersih, namun ketika diambil
ternyata air Sendang Sani ini jernih dan tidak berbau. Air tersebut digunakan
untuk pengairan dan untuk keperluan minum.
3.
Pintu Masuk (gapura)
Gambar 4.4 Pintu masuk (gapura)
Pintu masuk
Sendang Sani mempunyai bentuk yang khas dengan bertuliskan Sendang Sani Tirta
Marta. Pintu selalu ditutup agar tidak ada yang sembrono masuk. Apabila ingin
masuk bisa beretemu kunci yang senantiasa selalu berada di Pendopo.
4.
Pendopo/Tempat Peristirahatan
Gambar 4.5 Pendopo/Tempat Peristirahatan
Pendopo ini digunakan untuk tempat istirahat
dan sedekahan yang merupakan tempat
untuk menenangkan diri.
5.
Ikan yang Terdapat di Sendang Sani
Gambar 4.6 ikan yang terdapat di Sendang Sani
Ada beberapa jenis ikan dari ukuran kecil
sampai dengan ukuran besar berada di Sendang Sani.
Beberapa lokasi yang dapat dikunjungi di
sekitar lokasi Sendang Sani seperti Sendang Tirta Marta Sani dan Makam Pragola
(salah satu Benda Cagar Budaya), sehingga ketika berkunjung ke Sendang Sani
memperoleh banyak pengetahuan dan wawasan.
Sendang
Sani juga memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat sekitar khususnya dalam
pengairan, seperti pengairan sawah, perkebunan, dan lain-lain. Airnya juga
dapat dimanfaatkan untuk minum, biasanya juru kunci meminumnya tanpa harus
dimasak dahulu. Di Sendang Sani juga diadakan beberapa acara
seperti maulid nabi, sedekah bumi, dan selametan.
Berdasarkan
hasil wawancara dengan istri Camat Tlogowungu, Kepala Desa Tamansari, dan ketua
RT 3 diperoleh hasil bahwa adanya penurunan persentase pengunjung di Sendang
Sani, beberapa kegiatan/acara yang diadakan pelaksanaannya kurang meriah,
perawatannya kurang. Adapun harapan masyarakat agar Sendang Sani menjadi objek
wisata dengan konsep Benda Cagar Budaya antara lain:
Ø Mempromosikan atau menyosialisasikan Sendang
Sani agar ramai pengunjung, sehingga benda cagar budaya ini tidak terlupakan.
Ø Adanya peningkatan perawatan dan menjaga
kebersihan lokasi Sendang Sani.
Ø Mengadakan beberapa acara yang menarik
sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk mengunjungi Sendang Sani.
BAB V
PENUTUP
A.
Simpulan
Optimalisasi
objek wisata Sendang Sani dalam perspektif Benda Cagar Budaya dapat dilakukan
dengan cara: ditetapkannya Sendang Sani sebagai salah satu benda cagar budaya,
dibuktikan dengan diterimanya sertifikat dari Museum Ronggowarsito Semarang; memberikan
perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan
nasional sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat; kerjasama antara beberapa
yayasan dan pemerintah setempat menjadikan Sendang Sani menjadi cagar budaya
yang terlindungi dengan cara membantu merenovasi pembangunan lokasi Sendang
Sani.
B.
Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan antara lain kepada:
1.
Masyarakat
a.
Kepedulian masyarakat dalam bentuk partisipasi dalam
berbagai kegiatan/acara yang diadakan.
b.
Membantu merawat situs-situs yang berada di sekitar objek
wisata Sendang Sani.
2.
Pemerintah
a.
Mengalokasikan dana APBD untuk pembangunan dan perawatan
objek wisata Sendang Sani.
b.
Menyosialisasikan kepada masyarakat luas tentang
keberadaan objek wisata Sendang Sani.
DAFTAR PUSTAKA
Sutopo,
HB. 2002. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Surakarta:
Sebelas Maret University Press.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2013. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Pustaka Agung Harapan. 2010. Kamus
Ilmiah Populer. Surabaya: Pustaka Agung Harapan.
http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id
/siteregnas/uploads/file -dokumen/440621125-20140904-121701.pdf. diakses pada tangal 20
Februari 2016.
http://kebudayaan. Kemdikbud.go.id. diakses pada tangal 20
Februari 2016.
http://www.direktoripati.com/2015/01/wisata-sendang-sani-pati.html pada tangal 20 Februari 2016
Lampiran-Lampiran
BIODATA PESERTA
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH BIDANG KEPURBAKALAAN
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN PATI
TAHUN 2016
Judul Karya Tulis : Optimalisasi
Objek Wisata Sendang Sani dalam Perspektif Benda Cagar Budaya
Nama Lengkap : Rozaq
Majid
NIS/NISN : 8231 / 9988136952
Tempat, Tanggal
Lahir : Pati, 03
Juni 1998
Alamat : Desa
Plaosan RT 2 RW 2, Kec. Cluwak Kab.
Pati
Tanya jawab
A.
Wawancara dengan Pak Ngarso ( Juru Kunci Sendang Sani)
1.
Bagaimanakah sejarah kepurbakalaan Sendang Sani?
Jawab
:
Zaman dulu, Sunan Bonang bersama dengan ketiga
santrinya yang bernama Ki Dudho, Ki Ahmad, dan Kosim akan pergi ke Muria untuk
bertemu dengan para Sunan untuk
konsultasi. Di perjalanan dan sudah waktunya untuk sholat dzuhur, mereka ingin
menunaikan sholat dzuhur, tapi tidak ada air untuk wudhu. Sunan Bonang menyuruh
dua santrinya, Ki Dudho dan Ki Ahmad untuk mencari air yang akan digunakan
untuk wudhu. Pergilah dua santri Sunan Bonang tersebut dengan membawa bumbung
bambu bekas tempat minum yang digunakan dalam perjalanan. Ki Dudho dan Ki Ahmad
pergi ke suatu tempat yang terdapat burung kuntul terbang melayang. Pikir Ki
Dudho dan Ki Ahmad, di bawah/sekitar burung kuntul terbang melayang pasti ada
sumber air. Dan saat Ki Dudho dan Ki Ahmad menengok, kebetulan memang terdapat
sumber air. Tanpa pikir panjang, Ki Dudho dan Ki Ahmad langsung mengambil air
lalu dimasukkan ke dalam bumbung bambu tadi. Setelah mendapat air, Ki Dudho dan
Ki Ahmad segera kembali ketempat Sunan Bonang. Namun, di tengah perjalanan, Ki Dudho
merasa haus. Diminumlah air tadi sampai setengah bumbung.Setelah sampai di
tempat Sunan Bonang, air tadi di berikan kepada
Sunan Bonang. Dan Sunan Bonang tidak mau menerima air tersebut, karena
air itu adalah air sisa Ki Dudho. Sunan Bonang berkata bahwasannya beliau tidak
mau menggunakan air tersebut untuk wudhu karena sudah diminum oleh Ki Dudho.
Dalam tembung Jawa adalah NYISANI. Sunan Bonang juga berkata bahwa kelak kalau
desa tersebut sudah ramai akan menjadi dukuh yang diberi nama Dukuh Sani (berasal
dari kata ‘nyisani’).
Sunan
Bonang pun melanjutkan perjalanan ke Muria. Namun Beliau hanya mengajak Kosim
dan meninggalkan Ki Dudho dan Ki Ahmad di Dukuh Sani tadi. Sunan Bonang
menancapkan tongkat dan berpesan kepada Ki Dudho dan Ki Ahmad untuk menjaga
tongkat tersebut dan jangan dicabut sampai Sunan Bonang kembali dari Muria. Dan
pergilah Sunan Bonang menuju Muria.
Tapi, ketika Sunan Bonang pergi, Ki Dudho tidak
menjalankan pesan Sunan Bonang. Dicabutlah tongkat Sunan Bonang. Kebetulan saat
tongkat dicabut, keluarlah sumber air yang besar dan jernih. Seketika Ki Dudho
langsung masuk ke air berteriak-teriak kegirangan karena senang ada sumber air.
Ki Ahmad yang mengetahui hal tersebut hanya menunggui Ki Dudho. Ketika Ki Dudho
baru menikmati sumber air tersebut, kebetulan saat itu Sunan Bonang kembali
dari Muria dan datang ke Sani terkejut melihat ada sumber air sebesar itu. Lalu
Sunan Bonang bertanya ke Ki Ahmad bahwasannya ada sumber air sebesar itu dari
mana. Ki Amad menjawab kalau tongkat Sunan Bonang yang ditancapkan di Sani
telah dicabut oleh Ki Dudho dan keluarlah sumber air yang besar. Sunan Bonang
kembali bertanya dimana keberadaan Ki Dudho. Ki Ahmad menjawab kalau Ki Dudho
berada di dalam air sedang berenang. Lalu Ki Dudho dipanggil Sunan Bonang.
Tetapi Ki Dudho tidak mau keluar dari air, dia sangat senang sekali. Setelah
itu, Ki Dudho merangkak ke dalam air. Sabda Sunan Bonang pada Ki Dudho “Kenapa
Kamu merangkak dalam air seperti bulus?”. Dan jadilah sekabat Sunan Bonang yang
bernama Ki Dudho menjadi bulus di dalam air. Sunan Bonang bersabda kalau besok
nantinya bulus tersebut akan jadi keramat Sendang Sani tempatnya Ki Dudho yang
jadi bulus. Lalu Sunan Bonang berencana kembali meneruskan perjalanan menuju
Tuban.
Dan Beliau berpesan pada Ki Ahmad kalau Ki
Ahmad disuruh menunggui/ menemani Ki Dudho yang sudah menjadi bulus. Ki Ahmad
menjawab jika dia menunggui Ki Dudho, dia makan apa. Dan Sunan Bonang menjawab
kalau besok tempat tersebut akan ramai dan banyak orang yang berkunjung. Serta
orang-orang yang berkunjung dengan keinginan dan cita-cita yang mulia maka akan
bersyukuran di Sendang Sani itu dengan membawa ayam ingkung dan nasi yang akan
dikasihkan di Sendang Sani. Termasuk orang yang mempunyai kepercayaan dan
keyakinan kalau keinginannya terjadi, hanya Tuhan yang menguasai dan kebetulan
cia-citanya terjadi di Sendang Sani. Lalu Ki Dudho makannya nasi bucem dan
telur. Sedangkan Ki Ahmad mendapat upah dari orang-orang yang punya hajat. Dan
Sunan Bonang selesai dengan sabdanya : 1. Jadi Dukuh Sani, 2. Keramat Sendang
Sani. Akhirnya Sunan Bonang meneruskan perjalanan ke Tuban di temani Ki Kosim.
Sedangkan Ki Dudho dan Ki Ahmad selalu bertempat di Sendang Sani. Di Sani, Ki
Ahmad menjadi juru kunci/penjaga bulus di Sendang Sani. Itulah asal mula Dukuh
Sani dan Sendang Sani.
2.
Apakah sendang ini bermanfaat?
Jawab :
Sangat bermanfaat untuk
pengairan,acara tertentu, dan airnya digunakan untuk minum.
3.
Hal spesial apa yang ada di sendang sani?
Jawab :
Airnya tidak pernah kering
di musim panas, dapat digunakan pengairan,, terdapat bulus dan ikan yang unik.
4.
Adakah harapan sendang sani ramai dikunjungi?
Jawab :
Ada, agar tempat ini
diketahui banyak orang sebagai bukti sejarah Sunan Bonang
5.
Apakah banyak pengunjung yang datang ?
Jawab :
Tidak tentu, tetapi semakin menurun
6.
Apa ada renovasi dari pemerintah?
Jawab :
Ada
Ø
Pagar bambu dirubah menjadi pagar tembok pada tahun 1990
dengan panjang 30 meter lebar 30 meter.
Ø
Ditambahkan gapura pintu masuk pada tahun 1990.
Ø
Di dalamnya juga dibangun bangunan pendopo pada tahun
1990 yang digunakan untuk istirahat bagi para peziarah dari Yayasan Hondodento,
Kraton Pamenang Kediri dan Yogyakarta dengan panjang 6 meter lebar 5 meter.
Ø
Sekeliling sendang dibangun susunan bebatuan pada tahun
1990, 25 m².
Ø
Pendopo pada tahun 2009 diperbarui dengan keramik.
7.
Apa sendang sani ini ada sertifikatnya pak?
Jawab :
Ada dari Museum Ronggowarsito, Semarang
B.
Wawancara dengan Pak Santosa ( Ketua RT)
1.
Apakah menurut bapak sendang sani sudah
optimal dalam segi perlindungan, pembangunan, dan pemanfaatan?
Jawab :
Menurut saya kurang,
masih ada beberapa yang kurang optimal seperti perawatan dan
pengembangan.
2.
Apa peran pemerintah setempat terhadap objek
wisata sendang sani?
Jawab :
Membantu menyalurkan dana dari masyarakat untuk kebutuhan
sendang sani serta membantu meramaikan apabila ada acara – acara tertentu.
3.
Apa ada rencana – rencana pembangunan lagi
untuk meningkatkan kualitas sendang sani?
Jawab :
Ada, rencananya mau dibangun jalan tetapi masih dalam proses
4.
Apakah ada harapan – harapan untuksendang sani?
Jawab :
Ada, dari masyarakat
Ø
Mempromosikan atau mensosialisasikan sendang sani agar
ramai pengunjung, sehingga benda cagar budaya ini tidak terlupakan dan dapat
membangkitkan peran pemerintah.
Ø
Perawatan yang kurang, kebersihan, dan perbaikan perlu
ditingkatkan lagi.
Ø
Acara yang diadakan sekarang kurang meriah tidak seperti
dulu. Untuk mewujudkan cagar budaya yang berguna, perlu ditingkatkan untuk
menarik minat masyarakat serta pemerintah.
Makam
Pragola
Pepohonan
di sebelah sendang
Sisi
sendang
Tampak
samping/air minum
Untuk
pengairan sawah di sekitar sendang
Sember/mata
air dari sendang
Langganan:
Postingan (Atom)